Pasca Bentrok, Gubernur Terjun ke Tamiai



Selasa, 21 Maret 2017 | 21:09:35 WIB



Gubernur Jambi Zumi Zola pimpin pertemuan upaya perdamaian warga pasca bentrok di Kerinci
Gubernur Jambi Zumi Zola pimpin pertemuan upaya perdamaian warga pasca bentrok di Kerinci AKHMAD/NT

Advertisement


Advertisement

KERINCI, eNewsTimE.co - Gubernur Jambi, Zumi Zola, Kapolda dan Danrem Jambi, pada Selasa (21/3) turun ke Kabupaten Kerinci untuk mencari solusi penyelesaian, pasca bentrok antara peladang dari luar wilayah Depati Muaro Langkap Tamiai dengan warga Desa Tamiai.

Gubernur Zola bersama rombongan tersebut datang dengan menggunakan Helikopter. Sesampai di lokasi Gubernur bersama rombongan langsung melakukan pertemuan tertutup dengan pihak terkait dan Tokoh Tamiai, di Kantor Camat Batang Merangin. Kemudian, Gubernur bersama rombongan melanjutkan pertemuan di salah satu rumah Depati Muaro Langkap. ‘’Saat ini situasi sudah kondusif, dengan bantuan aparat kepolisian maupun TNI, dan semua elemen terkait,’’ ungkap Gubernur Jambi, Zumi Zola, usai melakukan pertemuan.

Gubernur mengatakan, pertemuan kedua belah pihak, untuk mendengar apa harapannya. ‘’Semua Tokoh Masyarakat, Ninik Mamak, dan kita semua menginginkan persoalan ini diselesaikan dengan baik,’’ ujarnya.

Menurut Zola, dalam pertemuan lebih satu jam di Kantor Camat, kedua belah pihak juga sepakat tak ada lagi aksi anarkis. ‘’Kami Pemerintah termasuk pak Bupati menengahi, mencari solusi. Alhamdulillah satu kesepakatannya adalah kedua pihak tak adalagi melakukan aksi anarkis,’’ sebut Zola.

Lanjutnya, untuk pertemuan kedua, akan dilakukan di Kantor Bupati Kerinci. Dirinya juga berharap semua elemen tetap menjaga keamanan. ‘’Pertemuan dilanjutkan besok (hari ini, red) dan masalah ini akan diselesaikan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta berpegang pada hukum adat,’’ ujar dia.

Pasca kerusuhan, Tokoh Adat Depati Muaro Langkap Tamiai, Helmi menyebutkan, penertiban tanah wilayah adat (wilayat) Muaro Langkap merupakan permintaan masyarakat Tamiai. Masyarakat Tamiai adalah masyarakat yang cinta damai. ‘’Kalau mereka (peladang, red) punya surat jual beli atau surat keterangan dari adat, ya silakan digarap ladangnya,’’ ujar Helmi.

Kepala Desa Pasar Tamiai, Marsal menyebutkan, kejadian bentrok, diperkirakan sekitar pukul 10.00 WIB. Menurut dia, ratusan masyarakat peladang mendadak datang, sehingga masyarakat setempat jadi panik.

Dengan kondisi ini, seluruh masyarakat Tamiai keluar. Akibatnya terjadi keributan yang berakibat kepada pembakaran terhadap puluhan kenderaan roda dua milik peladang dan Pegawai Kantor Camat Batang Merangin, yang sedang terparkir.

Sementara itu, Tokoh Masyarakat yang juga Anggota DPRD Kabupaten Kerinci, Jendril juga mengakui penertiban peladang sudah menjadi keputusan Adat Depati Muaro Langkap Tamiai. ‘’Ya, ini sudah menjadi keputusan anak batino anak jantan, dan dikukuhkan secara adat,’’ tutur Jendril.

Kesepakatan ini, tambahnya, disebabkan karena kondisi pertanian masyarakat Tamiai yang sebelumnya melimpah dengan pengairan, namun saat ini sering kekeringan. ‘’Penertiban peladang, khususnya didaerah tanah wilayat yang berada dihulu sungai, kalau mereka (peladang) memiliki surat jual beli dan ajun arah adat tidak ada masalah, sebab masyarakat Tamiai sangat percaya dengan Adat,’’ ujar dia.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, lanjutnya, warga peladang terus dilakukan evakuasi. ‘’Ya, saat ini, saya bersama pihak keamanan melakukan pengawalan evakuasi, saat ada sekitar dua puluh mobil evakuasi yang kita kawal,’’ ujar Jendril, saat dihubungi via ponsel sekitar pukul 14.58 WIB, kemarin.


Penulis: AVERMAN DEKA
Editor: MAULANA
Sumber: eNewsTimE.co

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement