Biaya Produksi Air di IPA Lima Kali Lebih Besar



Kamis, 09 Februari 2017 | 17:16:12 WIB




Advertisement


Advertisement

KUALATUNGKAL,eNewsTimE.co-Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pengabuan Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), mengeluhkan biaya produksi air di Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Desa Parit Panting masih sangat tinggi dari tarif penjualan air ke pelanggan.
 
Kalau dikalkulasikan sekarang ini, biaya pengelolaan untuk PDAM Tirta Pengabuan terbilang besar. Jika dikalkulasikan, bisa lima kali lipat dari tarif air yang hanya sebesar Rp 1.500/ kubiknya.

Hal ini dibenarkan Direktur PDAM Tirta Pengabuan, Ustayadi Barlian saat dihubungi awak media.‎ Kata Ustayadi, saat ini IPA di Parit Panting masih difungsikan. Sementara IPA yang lama, persis di pinggir jalan tidak difungsikan lagi.
"Kalau IPA yang baru, yang di belakang masih beroperasi. Walaupun biaya produksi cukup besar," kata mantan anggota DPRD Tanjabbar ini.

Karena masih besarnya biaya produksi PDAM Tirta Pengabuan terpaksa masih mengharapkan subsidi dari Pemerintah Daerah. Untuk tahun ini, PDAM mendapat bantuan lagi sekitar Rp 5 milyar lebih. Tapi kalau dibandingkan tahun lalu sudah turun. Kalau tahun lalu berkisar Rp 7 milyar/tahun. Biaya subsidi ini termasuk biaya produksi, pemeliharaan, gaji personil dan sebagainya," ujarnya.

Dia berharap, dengan dibangunnya Intake Tebing Tinggi, kedepannya bisa terhubung ke Kualatungkal. Sebab, dengan kualitas sumber baku yang layak dan bisa dikonsumsi, PDAM secara bertahap akan menaikkan tarif PDAM, agar bisa mandiri tanpa disubsisi oleh Pemkab.

"Kalau sekarang dinaikkan tidak mungkin. Kita sadar, pelayanan belum maksimal. Apalagi air yang disalurkan ke pelanggan belum layak untuk konsumsi. Kita berharap, sumber baku yang di Teluk Pengkah bisa dialirkan ke Tungkal, supaya kualitas air yang kita kelola bisa layak minum," sebutnya.

Mengenai jaringan dalam kota, baru terbangun 50 persen. Sementara instalasi lama, sudah 80 persen diganti dengan instalasi baru. "Instalasi induk baru 50 persen, kalau pipa lama yang terhubung ke pelanggan, sudah hampir semua diganti yang baru. Untuk jalur yang belum terkoneksi, sebagian besar di wilayah pasar, Tungkal Harapan, Kampung Nelayan, Jalan Bahagia dan sekitarnya. Dengan jumlah pelanggan sekitar 3.000 pelanggan.‎ Dan jumlah ini akan terus bertambah karena pihaknya masih lakukan penyambungan baru setiap Minggunya," jelasnya.
 
Diharapkan PDAM bisa mengelola air dari sumber baku yang lebih baik, agar bisa layak minum.

Terpisah, Bupati Tanjabbar, DR Ir H Safrial mengatakan, tahun 2017 ini masyarakat di Wilayah Ilir, Kuakatungkal, sudah bisa menikmati air bersih dari PDAM dibawah BUMD ini. "Salah satu target saya jadi Bupati, dapat mensejahterakan masyarakatnya, terutama soal air bersih yang sejak dulu belum ‎terwujud. Kalau soal listrik, sudah mulai teratasi dan saat ini telah dilakukan penambahan daya dan interkoneksi. Jadi kalau listrik tidak lagi jadi momok di Daerah ini," ungkap Bupati.
 
Sementara itu, Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Tanjabbar, Ir Ria Sukrianto, saat dikonfirmasi belum lama ini mengatakan, menbenarkan kalau tahun ini akan dibangun Intake di Tebing Tinggi dengan anggaran Rp 32 milyar. Diharapkan, jaringan di Tebing Tinggi bisa terkoneksi ke pipa lama dan langsung ke Kualatungkal.

"Harapan kita, kalau sudah terhubung dengan Intake yang baru, pipa yang di Parit Panting bisa kita cincang untuk dikonek ke Kualatungkal. Tahun ini, untuk fungsional Tebing Tinggi dulu yang jadi prioritas," tandasnya

Penulis: Rita Gunawan
Editor: Lia

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement