Propaganda Pilkada (Serangan Darat, Laut dan Udara)

Oleh : Mochammad Farisi, SH., LL.M.


Minggu, 05 Februari 2017 | 16:17:21 WIB



Mochammad Farisi, SH., LL.M.
Mochammad Farisi, SH., LL.M. JAMBIUPDATE.COM

Advertisement


Advertisement

Penetapan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi secara resmi akan dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2015, dan tiga hari setelah penetapan atau sejak tanggal 27 Agustus baru masuk dalam tahapan kampanye sampai tanggal 5 Desember 2015. Namun faktanya saat ini kedua pasangan balon Gubernur dan Wakil Gubernur telah melakukan propaganda politik secara massif dan intensif kepada masyarakat.

Propaganda (bahasa latin ; propagare yang berarti mengembangkan) adalah rangkaian pesan yang bertujuan untuk mempengaruhi pendapat atau perilaku masyarakat atau sekelompok orang. Menurut Jowet S. Gart and O’Donnell Victoria (Propaganda and Persuasion2006) Propaganda adalah usaha dengan sengaja dan sistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi pikiran dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan penyebar propaganda. Dalam propaganda, informasi yang disampaikan biasanya merupakan fakta-fakta pilihan yang dapat menghasilkan pengaruh tertentu atau lebih menghasilkan reaksi emosional daripada reaksi rasional, informasi yang dirancang bertujuan untuk mempengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya.

Tim pemenangan Pasangan Hebat (HBA-EP) bakal calon Gubernur dan wakil Gubernur Hasan Basri Agus – Edi Purwanto nampaknya sangat lihai dalam melakukan propaganda politik, hal ini terlihat dalam serangan udara melalui pembuatan baliho yang sangat massif dibeberapa titik jalan protokol yang redaksinya adalah “pasangan yang didukung tiga presiden” yaitu SBY, Joko Widodo dan Megawati Sukarno Putri.

Informasi dukungan tiga presiden yang ingin disampaikan kepada masyarakat ini merupaka fakta-fakta pilihan yang sangat jitu untuk mempengaruhi emosional warga  yang melihatnya, tidak bisa dipungkiri bahwa ketiga tokoh tersebut merupakan tokoh kharismatik yang mempunyai basis masa yang cukup banyak sehingga diharapkan akar rumput /grassroot-nya juga akan mendukung pasangan Hebat ini.

Untuk menandingi propaganda dari timses HBA-EP ini, tim pemenangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Zumi Zola Zulkfli – Fachrori Umar (ZZZ – FU) harus segera melakukan counter attact/serangan balasandengan melakukan serangan udara yang sistematis dan kreatif melalui baliho dengan pilihan fakta-fakta yang bisa membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi dan mempengaruhi langsung perilaku masyarakat, sehingga bisa menandingi opini yang sedang dibentuk pasangan HBA – EP.

Propaganda yang dilakukan oleh kedua pasangan cagub dan cawagub ini mencoba mengarahkan opini publik untuk mengubah tindakan dan harapan dari masyarkat. Misalnya; pasangan HBA - EP mencoba mengarahkan opini publik bahwa melanjutkan lebih mudah daripada memulai, dengan maksud bahwa program-program yang telah dijalankan selama menjabat 5 tahun terakhir sudah baik dan harus terus dilanjutkan. Sebaliknya pasangan ZZZ – FU mencoba menyakinkan publik dengan membentuk pengetahuan masyarakat bahwa pasangan ini bisa membangun jambi “bisa” lebih baik, dengan maksud bahwa akan melakukan akselerasi atau percepatan pembangunan sehingga hasilnya bisa lebih baik dari sekarang atau lebih baik dari rivalnya pasangan HBA - EP.

Propaganda juga merupakan senjata yang ampuh untuk merendahkan musuh dan menghasut kebencian terhadapat kelompok tertentu/lawan politiknya, hal itu terbukti dalam pilgub Jambi ini banyak berita-berita khususnya di media sosial yang menyudutkan pasangan tertentu, mulai menyerang dari segi keluarga, karir, dan lain sebagainya. Akan tetapi model propaganda penghasutan ini tidak terlalu efektif karena masyarakat sekarang mulai cerdas untuk bisa menganalisis mana fakta dan mana tuduhan palsu, dan bila tidak berhati-hati bisa saja proganda ini balik menyerang kepada si pembuat dan merugikan pasangan calonnya sendiri.

Selain propaganda melalui udara atau mediamasa atau sering disebut propaganda vertical, ada dua jenis propaganda lain yaitu propaganda interpersonal atau penulis sebut serangan darat dan propaganda komunikasi massa atau serangan laut.

Serangan darat atau propaganda interpersonal dewasa ini lebih dikenal dengan sebutan “blusukan”. Dalam melakukan propaganda ini para pasangan cagub dan cawagub aktif turun ke daerah-daerah untuk membuat basis massa baru atau mempertahankan sekaligus menyapa basis massanya. Tim sukses pasangan calon akan menyebarkan intel untuk mencari daerah yang tepat bagi pasangan cagub dan cawagub untuk blusukan yang kemudian mulai berdialog/pidato melakukan propaganda untuk mengubah opini, sikap dan perilaku individu atau kelompok dengan teknik-teknik mempengaruhi dan mendorong komunikan/masyarakat melakukan sesuatu (mencoblos) sesuai keinginan komunikator/pasangan calon.

Selain blususkan ke lokasi-lokasi strategis serangan darat ini juga termasuk didalam nya mendekati tokoh-tokoh masyarakat, seperti tokoh agama, tokoh adat, yang mempunyai basis massa yang banyak. Metode yang digunakan bisa bersifat persuasive dimana para cagub mengkomunikasi dengan cara menimbulkan rasa kemauan secara sukarela bagi komunikan agar secara tidak sadar dengan seketika dapat bertindak sesuai keinginan cagub. Misalnya  datang ke suatu acara halabihalal/kematian disuatu lingkungan masyarakat kemudian berretorika dan ditutup dengan pemberian amplop untuk pembangunan masjid, sehingga masyarakat setempat bersimpati dan secara sukarela memilih sang cagub tersebut.

Serangan laut atau propaganda komunikasi massa merupakan metode klasik yang sering dilakukan dalam musim pilkada, serangan laut ini penting untuk meruntuhkan mental lawan. Serangan laut ini biasanya dilakukan dengan kampanye dilapangan terbuka, rapat akbar, dan istigosah yang melibatkan ribuan massa pendukung, hal ini juga terlihat pada saat pasangan calon mendaftar ke KPU meraka diarak oleh para pendukungannya sehingga mengesankan kepada masyarakat umum dan lawan politiknya bahwa pendukungnya sangat banyak dan yakin akan memenangkan pilkada.

TEKNIK PROPAGANDA

Ada beberapa tehnik dalam melakukan propaganda misal; satu, tehnik memberikan julukan (name calling) yaitu penggunaan julukan untuk menaikkan/memberi citra positif kepada calon yang diusung dan sebaliknya bisa menjadi citra negative bagi lawannya. Misalnya dalam pilgub Jambi julukan untuk HBA “pilih yang berpengalaman”, hal ini mencitrakan bahwa HBA adalah sosok yang matang berbirokrasi dan sudah teruji dalam memimpin wilayah, sebaliknya julukan ini bisa menjatuhkan lawan atau mengisaratkan bahwa lawannya tidak berpengalaman.

Timses ZZZ – FU pun tidak mau kalah dengan memberi julukan bahwa ZZZ adalah tokoh muda yang energik cepat dan new hope/pemberi harapan baru Jambi bisa lebih baik, hal ini mengisaratkan bahwa sudah saatnya yang muda yang memimpin karena lebih energik dan itu berarti sang lawan lambat.

Tehnik propaganda kedua yang biasa digunakan untuk kampanye adalah tehnik pencitraan, yaitu pendekatan yang digunakan oleh calon bahwa dirinya rendah hati dan empati dengan penduduk pada umumnya. Biasanya pencitraan ini telah disetting sedemikian rupa, misalnya; pada saat cagub dan cawagub kujungan ke daerah ia akan mencium bayi, bersalaman dengan rakyat jelata, bercengkrama dengan petani, berpelukan dengan orang jompo, mengangkat keranda, dll. Kemudian hal tersebut didokumentasikan melalui foto dan video selanjutnya dipublikasinya kemedia massa untuk merebut simpati rakyat.

Penulis melihat kedua pasangan cagub dan cawagub ini sama-sama telah memanfaatkan waktu sebelum benar-benar masuk tahapan kampanye dengan melakukan serangan darat, laut dan udara, mencoba mempropaganda masyarakat dengan penyampaian gagasan/ide, doktrin, name calling dan pencitraan. Apabila nanti telah masuk tahapan kampanye para pasangan calon harus mengganti semua alat peraga kampanye dan disesuaikan dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU No. 07 tahun 2015 Tentang Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubenrur, Bupati dan Wakil Bupati, Wali Kota dan Wakil Wali Kota).

------------------------

(Penulis adalah Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jambi)


Sumber: JAMBIUPDATE.COM

Tagar:


Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement