(MUNGKINKAH) MENGALAHKAN PETAHANA SYARIF FASHA

Oleh : Mochammad Farisi, LL.M.


Jumat, 15 September 2017 | 20:18:26 WIB



Mochammad Farisi, LL.M.
Mochammad Farisi, LL.M. Documen eNewsTimE.co

Advertisement


Advertisement

SANG PETAHANA hampir tiada lawan, popularitasnya terus melejit tak terbendung, bahkan lawan politik mulai berfikir ikut mendukung. Kemarin baru saja sang “Bocah Minyak Jelantah” merelease hasil survei Charta Politika bahwa elektabilitasnya jauuh unggul dibanding para penantangnya, Walikota Jambi ke-11 (periode 2013-2108) ini meraih elektabilitas 70% unggul jauh dari Abdullah Sani (Wakil Walikota Jambi ke-3 periode 2013-2018) dengan 10,3% dan Zumi Laza (ketua DPD PAN Kota Jambi) 4,2%. Melihat hasil ini memang harus diakui bahwa jalan menuju Jambi Bangkit Jilid II tinggal menunggu waktu.
Elektabilitas yang tinggi sang petahana sudah dapat di prediksi jauh-jauh hari, hal ini terjadi juga lantaran tidak ada lawan politik yang coba mengganggu elektabilitas dengan membuat isu-isu negatif, semakin muluslah pencitraan yang dilakukan. Petahana benar-benar mempersiapkan diri untuk periode ke dua, hampir semua kegiatan walikota “rasa kampanye” apalagi mendekati 2018 pencitraan itu semakin massif yang dibungkus rapi dengan agenda kegiatan walikota.
Banyak kegiatan yang membuat citra petahana ini semakin kinclong, seperti; “ngapelin” siswa SMA/SMK setiap hari senin dengan menjadi pembina upacara sekaligus menggaet pemilih pemula, mengisi seminar-seminar mahasiswa dengan menyelipkan keberhasilan pembangunan Jambi sekaligus tebar pesona ke pemilih pemuda, rajin blusukan dengan ngantor di kelurahan-kelurahan mendengar langsung permasalahan warga, program kampung bantar yang fenomenal dan kegiatan jalan santai diberbagai kecamatan yang kental nuansa kampanye serta yang baru-baru saja memanfaatkan momen hari raya Idul Fitri dengan menggelar halal bihalal dengan berbagai komunitas etnis yang ada di Jambi.
Dimana-mana Petahana memang memilik segala sumber daya sebagai modal kuat untuk terpilih kembali, seperti kampanye gratis selama lima tahun periode kepemimpinan dengan melakukan berbagai kunjungan ke RT, RW, Kelurahan dan mejeng diberbagai spanduk/baliho pada hari-hari besar nasional disemua sudut kota. Yang paling penting adalah penguasaan dana APBD yang didesain sedemikian rupa untuk pembangunan sekaligus menaikkan citra sang walikota.
Tingginya kecintaan masyarakat terhadap walikota yang baru saja meraih gelar Doktor Ilmu Pemerintahan ini juga tidak terlepas dari kesuksesan merubah wajah kota Jambi sebagai Kota Perdagangan dan Jasa berbasis masyarakat yang berakhlak dan berbudaya. Dulu saat pertama kali saya datang ke Jambi tahun 2011 dari Jawa, wajah Kota Jambi seakan sekelas kecamatan, tidak rapi, tidak indah, tidak tidak merasakan sebagai kota yang ramah terhadapat warganya. Namun sejak dipimpin Syarif Fasha perubahan memang terasa, seperti insfratruktur jalan, taman, lampu penerangan jalan, dll. Selain itu juga banyak meraih prestasi-prestasi baik nasional maupun internasional.
Mengkilapnya sang petahana dengan segudang prestasi yang ditorehkan, mengundang pertanyaan, apakah sang “Bocah Minyak Jelantah” ini bisa dikalahkan dalam Pilkada 2018 ? siapa yang bisa mengalahkan dan strategi apa yang bisa digunakan?  
Menghadapi petahana yang penuh prestasi memang berat, tapi dalam politik tak ada yang tak mungkin, survei tinggi memang buat ngeri, namun tetap bisa dikalahkan dengan kepercayaan diri dan jitunya strategi. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menggembosi citra petahana;
Pertama, sang penantang harus mempersiapkan diri jauh-jauh hari minimal 2 tahun sebelum pilkada dan mengkampanyekan diri sebagai penantang, jangan menunggu waktu kampanye yang ditetapkan KPU. Penantang harus mulai muncul ditengah masyarakat membangun opini sebagai pembawa gagasan perubahan yang lebih baik, segera bentuk tim solid anda dan bangun kepercayaan publik.
Permasalahannya dikota jambi sampai detik ini belum ada penantang yang secara terbuka siap menantang petahana, sang wakil walikota yang digadang-gadang bisa bersaing masih belum yakin dan masih disibukkan menjalin koalisi dan mencari pendamping.  
Kedua, karena politik adalah perang tanpa pertumpahan darah, maka stategi perang Jenderal Sun Tzu dalam The Art of War bisa diterapkan sang penantang, seperti “jika anda mengenali musuh dan mengenal diri sendiri, anda tidak perlu takut hasil dari seratus pertempuran” atau “serang kelemahan lawanmu”. Artinya kenali dan cari informasi sedetail-detailnya track-record sang petahana.
Tidak ada orang yang tidak memiliki kelemahan, pantau terus kebijakan petahana dan apabila ada kebijakan yang kurang tepat anda bisa memainkan issu misalnya petahana tidak pro rakyat kecil, petahana pemborosan anggaran, petahana banyak melakukan KKN, dsb tentunya dengan data yang akurat dan menggunakan pihak ketiga untuk memainkan issu tersebut sehingga anda akan tetap di kenal sebagai tokoh yang santun. Pertanyaannya adakah kelemahan petahana sekarang? Kemarin sempat digoyang issu renovasi Landmark Kota Jambi, namun issu tersebut seperti buih dilautan yang mudah digulung ombak, hilang tak berbekas.
Setelah mengenali dan mengetahui kelemahan lawan, langkah ketiga adalah membuat perbedaan yang tajam antara citra anda dan citra petahana, misalnya petahana memiliki visi misi dan prestasi yang menterang anda harus bisa meyakinkan publik bahwa anda lebih baik. Sifat pemilih didaerah perkotaan cenderang cerdas, yaitu memilih berdasarkan visi misi dan track record, sehingga anda harus mencipatakan alasan dan menjelaskan mengapa masyarakat harus tidak lagi memilih petahana, karena masyarakat menemukan seorang calon yang mempunyai visi misi lebih baik, yaitu anda. Mari kita llihat adakah balon penantang yang mempunyai visi misi dan track record yang bisa menyaingi petahana.
Langkah keempat adalah fokus pada kekuatan anda dan kelemahan petahana. Politik adalah keniscayaan dengan segala taktik dan strategi untuk meraih kemenangan. Jika anda politisi sejati anda pasti faham maksud saya, anda tidak mungkin “polos-polos” sajakan. Telusuri track record buruk petahana dan publikasikan diberbagai media. Memainkan negative campaign merupakan cara ampuh untuk merusak citra lawan politik termasuk petahana.
Petahana pasti akan mencitrakan diri dengan terus membumikan keberhasilan pembangunan dan mengubur dalam-dalam kelemahan pemerintahan, tugas anda sebagai panantang untuk memberikan informasi yang berimbang pada masyarakat bahwa masih banyak ketidakberhasilan petahana secara pribadi maupun sebagai walikota. Issu pembangunan yang tidak merata, banyak proyek asal jadi, korupsi, etnisitas, politik identitas dan bahkan issu perselingkungan menjadi bumbu penyedap kampanye negatif yang mudah digoreng.
Ajak atau bila perlu bayar ahli kebijakan publik yang sering muncul dimedia untuk meneliti, menganalisis data kelemahan kebijakan petahana kemudian menjadinya wistle blower serta menjadikan berita negatif tersebut trending topic selama beberapa bulan. Untuk hal ini anda harus mendekati dan menjanjikan sesuatu yang menarik dengan pemilik media massa. Tren baru sekarang adalah bos media selalu partisan atau lebih berfikir keuntungan bagi perusahaan, sehingga anda akan mudah mengghembuskan isu negatif yang merusak citra petahana. Ini merupakan langkah kelima.
Langkah terakhir anda harus juga menyewa lembaga survei untuk membangun karakter anda dan menghancurkan karakter lawan. Pilihlah lembaga survei yang kredibel dan bisa dipercaya. Survei semua potensi suara yang ada, gandeng konsultan politik, petakan karakter pemilih dan tentukan strategi kampanye yang tepat.
Apakah keenam langkah diatas bisa mengalahkan petahana Syarif Fasha? Melihat dinamika politik yang terjadi di Kota Jambi saat ini, jangankan menerapkan langkah tersebut sang penantang yang dengan jelas membusungkan dada saja belum ada. Jadi kita tunggu apakah di Pilwako Jambi petahana akan melawan kotak kosong atau ada lawan seimbang?
----------
Penulis Dosen Fisipol Unja





Penulis: Mochammad Farisi, LL.M.
Editor: Nurdin Manessa
Sumber: eNewsTimE.co

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement