BI: Melemahnya Rupiah Tidak Berarti Indonesia Krisis Ekonomi



Minggu, 05 Februari 2017 | 18:06:30 WIB



Ilustrasi: rupiah melemah.
Ilustrasi: rupiah melemah. KOMPAS.COM

BENGKULU, KOMPAS.com - Bank Indonesia meminta semua pihak agar tidak menyamakan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, dengan Indonesia dalam kondisi krisis ekonomi.

"Indonesia masih jauh dari krisis, melemahnya nilai tukar rupiahtidak serta merta krisis, ada banyak faktor (yang terjadi) jika krisis ekonomi, tidak fair jika hanya menilai dari nilai tukar rupiah saja," kata Kepala Grup Riset Ekonomi Direktorat Kebijakan Ekonomi Bank Indonesia, Yoga Affandi, di Bengkulu Kamis (3/9/2015). 

Negara dikatakan krisis ekonomi, jika pertumbuhan perekonomian anjlok, inflasi tidak terkendali, harga mata uang jatuh, serta terjadi kekacauan politik hukum dan keamanan. 

"Sedangkan kita, pertumbuhan ekonomi masih positif walau mengalami perlambatan, begitu juga inflasi, kita yakin akhir tahun inflasi sesuai target yakni empat plus minus satu," kata dia.

Pelemahan nilai tukar rupiah kali ini kata Yoga lebih disebabkan faktor eksternal, karena kondisi perekonomian global yang belum pulih. 

China yang merupakan salah satu negara tujuan utama ekspor komoditas yang dihasilkan Indonesia, menerapkan kebijakan devaluasi mata uang, sehingga berpengaruh terhadap harga dan permintaan komoditas. 

Sementara kondisi perekonomian Amerika Serikat sedang tumbuh positif, dan terjadi penguatan mata uang, pengaruh tersebut tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, tetapi hampir seluruh negara di dunia. 

"Kita menyebutnya fenomena kali ini, yakni super dollar, terjadi penguatan yang cukup signifikan, bahkan ringgit Malaysia lebih merosot dari kita," katanya. 

Tiga siklus global yang dihadapi Indonesia saat ini hendaknya ditanggapi berbagai pihak dengan cermat, dan tidak menyebarkan isu yang membuat kecemasan ekonomi.

"Siklus yang kita harus hadapi yakni, pertumbuhan ekonomi global, problem harga komoditas, serta siklus finansial. Memang berat, tapi kita yakin bisa bertahan," ujarnya.

Bahkan Indonesia jauh lebih baik nilai tukar mata uangnya, jika dibandingkan, negara Brasil, Meksiko, Afrika Selatan, Turki bahkan Malaysia.


Sumber: KOMPAS.COM

Tagar:


Advertisement