JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada awal perdagangan di pasar spot kembali terpuruk hingga mendekati level 14.100.
Data Bloomberg pukul 09.00 WIB menunjukkan, rupiah berada di posisi Rp 14.085 per dollar AS, melemah dibandingkan penutupan kemarin pada 14.067.
Hari ini rupiah bakal kembali diuji kekuatannya. Turunnya indeks dollar AS berpeluang mendorong kenaikan rupiah meskipun data inflasi terbaru akan mengonfirmasi sentimen itu. Pasca-mengalami kenaikan, laju rupiah pada awal pekan berbalik melemah tipis. Kekhawatiran terhadap laju rupiah yang tidak mampu bertahan di zona positif kembali terjadi.
Padahal, menurut riset NH Korindo Securities Indonesia, laju dollar AS di pasar spot global sedang mengalami pelemahan terhadap laju yen. Antisipasi akan pelemahan data-data manufaktur global yang akan dirilis pada awal minggu ini yang merupakan awal September memberikan tekanan pada mayoritas mata uang sehingga pelaku pasar berbalik beralih pada mata uang yang dinilai safe-haven, yakni yen.
Dari dalam negeri, pelaku pasar bersikap menunggu rilis data inflasi yang akan dirilis sehingga membuat laju rupiah tertahan kenaikannya. "Semoga penguatan dapat kembali terjadi dan tidak dimanfaatkan untuk profit taking. Tetap waspadai berbagai sentimen. Laju rupiah berada di atas target resisten Rp 14.035 per dollar AS," katanya.
Hari ini mata uang garuda diproyeksikan berada di level Rp 14.036-14.019 per dollar AS (kurs tengah BI).
BI: Melemahnya Rupiah Tidak Berarti Indonesia Krisis Ekonomi 2
Harga Minyak Merosot, PLN Kembali Turunkan Tarif Listrik Nonsubsidi 2
Soal Rekomendasi "Sell", Menkeu Tetap Akan Panggil JP Morgan
Menanggapi Program 100 Hari Kerja Bupati Terpilih Dillah Tanjab Timur Menjelang Pelantikan