Zola Deklarasikan Komunitas Tanjak Jambi



Selasa, 07 Februari 2017 | 11:49:02 WIB




Advertisement


Advertisement

KOTAJAMBI,eNewsTimE.co- Minggu (5/2), bertempat di Jambi Town Square sekitar pukul 20.30 WIB Gubernur Jambi Zumi Zola Zulkipli, Stp, Ma secara resmi mendeklarasikan Para pegiat ikat kepala khas Jambi (lacak atau tanjak) sebagai Komunitas Lacak Jambi.  Dalam peresmian itu, menurut zola Tanjak adalah merupakan tradisi peradaban khas Melayu Jambi yang harus dilestarikan. Ia ingin tanjak menjadi ikon khas Jambi. “Saya setiap kali acara selalu mengajak setiap instansi swasta maupun pemerintah bisa mengenakan Tanjak untuk pria dan Tengkuluk untuk wanita,” kata Gubernur Zumi Zola dalam beberapa kesempatan.

Tidak hanya di instansi swasta dan pemerintah, Zola juga mengajak para siswa mengenal budaya Melayu Jambi, salah satunya dengan mengenakan ikat kepala Tanjak Jambi. Dan Tanjak mudah didapatnya, dengan membeli di salah satu tokoh penjualan kaos dan pernak-pernik khas Jambi. “Adak ok akun Instagrannya juga, intip aja akun @tanjakjambi dan harganya juga cukup terjangkau mulai dari Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu,” jelasnya.

Dari sejumlah catatan sejarah Jambi yang dihimpun, tanjak termasuk dalam salah satu hiasan ikat kepala pria. Sementara, tengkuluk adalah penutup kepala khusus untuk perempuan. Tanjak terbuat dari kain dengan nama dan ukuran cukup bermacam-macam. Yang tengah digandrungi kalangan pemuda di Jambi adalah tanjak yang terbuat dari kain batik dengan ciri dan warna bermacam-macam.

Penyebutan ikat kepala pria tersebut juga berbeda-beda di tiap daerah di Jambi. Di Jambi bagian timur, khususnya Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), hiasan ikat kepala pria disebut Tanjak. Sementara di daerah Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), ikat kepala itu disebut Lacak. Di daerah lain seperti Kabupaten Bungo disebut Destar atau Deta.

Penggunaan Tanjak bahkan disebut jauh sebelum agama Islam menyebar di kawasan Sumatera dan sekitarnya. Tak hanya di Jambi, penggunaan ikat kepala khas Melayu juga banyak digunakan di daerah lain seperti Riau, Palembang dan bahkan di Malaysia dan Singapura. Sementara, Ketua Dekranasda Provinsi Jambi, Sherrin Tharia menyatakan bahwa khasanah budaya Provinsi Jambi harus terus digali, diekspolore, dengan tujuan untuk melestarikan budaya Jambi dan untuk mengembangkan ekonomi kemasyarakatan.

Kata dia, salah satunya dengan mempopulerkan tanjak, kain yang dikenakan di kepala digunakan oleh kaum adam yang merupakan budaya Jambi. Untuk diketahui, akhir-akhir ini, Gubernur Jambi, Zumi Zola sedang gencar-gencarnya mempopulerkan tanjak tersebut dengan cara menggunakannya di berbagai acara. Zola juga mengimbau masyarakat untuk menggunakannya. Ini sebagai upaya untuk mengangkat budaya Jambi. Sherrin berharap agar tanjak bisa dieksplore di tingkat nasional. 'Busana dari kain Jambi step by step kita perkenalkan, termasuk tanjak Jambi dan dikerjakan secara detail. Kalau tidak detail nanti kesannya asal-asalan. Pelan-pelan kita kerjakannya, nanti kalau terburu-buru kesannya mubazir,' ungkap Sherrin.

Tidak hanya itu, kedepannya secara bertahap, batik dan songket Jambi juga kita perkenalkan. Direncanakan, Maret 2017 nanti ada acara untuk memperkenalkan kearifan lokal budaya Jambi. 'Ini harus terus-menenerus, jangan cepat bosan. Harus ada variasi batik dan songket Jambi,' jelas Istri Gubernur Jambi Zumi Zola ini. Sherrin juga mengimbau masyarakat untuk melestarikan kearifan lokal Jambi

Sementara itu, Adik kandung Zumi Zola, Zumi Laza dinobatkan sebagai Duta Lacak Jambi. Menanggapi dengan dinobatkan sebagai Duta Lacak Jambi, Laza mengaku senang dan bangga serta siap mempopulerkan Lacak ke masyarakat luas. 'Masyarakat Jambi harus pede pake Lacak, karena Lacak ini benar-benar khas Jambi. Ini budaya kita dari dulu zaman kesultanan. Saya sebagai Duta Lacak Jambi siap mempopulerkan Lacak ini,' ungkap Laza. 

Laza menambahkan bahwa Lacak harus Go Internasional. 'Kita upayakan untuk mempopulerkan terus, hingga tingkat Internasional bila perlu,'  tambah Laza

Terpisah, ketua Komunitas Lacak Jambi Coco De Jonhar yang juga merupakan ketua Forum Musisi Jambi Dalam Deklarasinya, Komunitas Lacak Jambi menyatakan bahwa Lacak adalah simbol pemersatu lelaki Jambi. 'Kami meyakini Lacak inilah simbol pemersatu para lelaki Jambi. Karena di Jambi ini terdiri dari berbagai suku, agama, golongan dan sebagainya. Cinto Jambi Hargo Mati,'  teriak Coco yag diikuti oleh anggota komunitas lainnya.

Ditambahkan Coco, Ia dan komunitasnya, dalam waktu dekat akan berkomunikasi dengan Lembaga Adat Melayu Jambi untuk bisa membantu mempopulerkan Lacak ini. 'Yang jelas kita ingin terus mempopulerkan Lacak ini. Kita akan komunikasi ke Lembaga Adat supaya bisa mendorong ke masyarakat agar terbiasa menggunakan Lacak ini dalam kegiatan baik formal maupun nonformal,'  tutup Coco.


Penulis: Akhmad,SF
Editor: Lia

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement