MUARASABAK,eNewsTimE.co – Belum stabilnya nilai jual hasil perkebunan yang terjadi sejak satu bulan terakhir, membuat minat beli masyarakat mengalami penurunan. Hal ini berimbas pada menurunnya omzet pada pedagang pasar tradisional hingga beberapa usaha yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim).
Salah satu pedagang pakaian di Kecamatan Muarasabak Barat, Joni mengungkapkan, sejak merosotnya nilai jual hasil perkebunan ini telah terjadi sejak awal Ramadhan lalu, membuat dirinya tidak berani menambah stok pakaian, padahal lebaran merupakan moment untuk meraup keuntungan. ‘’Sudah satu bulan ini jualan lagi sepi, bahkan lebaran kemarin saja saya tidak berani belanja pakaian,’’ aku Joni, yang kerap disapa Uda Jon, kemarin.
Dijelaskannya, meski lebaran merupakan moment baginya untuk meraup keuntungan. Namun dikarenakan nilai jual hasil perkebunan yang anjlok, dirinya pun tidak berani untuk menambah koleksi pakaiannya. ‘’Dari pada saya rugi, enak kalau bisa di retur,’’ katanya.
Seperti pemberitaan sebelumnya, nilai jual hasil perkebunan mulai dari pinang, sawit dan kelapa dalam, hingga saat masih berada di level terendah sejak satu bulan terakhir. Harga pinang yang sebelumnya sempat bertengger di harga Rp. 15 ribu per Kg, saat ini hanya dihargai Rp. 7 ribu per Kg.sedangkan harga kopra yang sebelumnya Rp. 3 ribu per Kg, saat ini hanya sekitar Rp. 2 ribu Kg. Sementara sawit,terus mengalami penurunan mulai dari Rp. 100 hingga Rp. 25 per Kg.
Perpustakaan dan Kearsipan Tanjabtin Launching aplikasi ipustakatanjabtim 6
Bawaslu Adakan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Perempuan 6