Supiah Butuh Bantuan Dermawan



Kamis, 09 November 2017 | 10:12:23 WIB



Tampak Supiah Terbaring Lemah Di Pembaringan
Tampak Supiah Terbaring Lemah Di Pembaringan Maulana

Advertisement


Advertisement

 

MUARASABAK,eNewsTimE.co - Malang nian nasib Supiah (39), warga SK 10 Desa Rantau Makmur, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), dirinya harus pasrah dengan penyakit yang  bersarang di tubuhnya.  Supiah saat ini menderita Dua penyakit ganas,  yakni tumor di bagian belakang rongga hidung dan kanker getah bening dibagian leher sebelah kanan. Sejak 2 bulan lalu hingga saat ini, kondisinya sangat lemah dan tak berdaya.
 
Ditemui dikediamannya di RT 01 Dusun 4 Desa Rantau Makmur, Supiah terbaring dikasur yang ditempatkan di area ruang tengah. Suaminya, Wadiyo (41) mengatakan, saat ini belum ada tindakan apa-apa lagi, karena terhambat kondisi ekonomi. "Sekarang belum ada penanganan medis lagi, lagipula istri saya masih trauma, akibat berobat selama lebih kurang 1,5 bulan dan tidak ada penanganan serius," papar Wadiyo.
 
Menurut keterangan Wadiyo, istrinya mulai menjalani perawatan sejak bulan Agustus 2017 silam. Saat itu, istrinya dirujuk dari Puskesmas Kecamatan Berbak ke RSUD Nurdin Hamzah di Muara Sabak. Lalu dirujuk lagi ke RSUD Raden Mattaher Jambi dan akhirnya dari Raden Mattaher, diberi pilihan rumah sakit luar daerah, Palembang, Jakarta atau Semarang, dan Wadiyo memilih RSUD Muhammad Husin, Palembang.
 
Namun justru hal mengecewakan dialami Supiah. Berbekal Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dimilikinya, Supiah hanya mendapatkan perawatan seperlunya dan terkesan diabaikan. Rumitnya proses demi proses yang dijalani selama di Palembang membuatnya putus asa.  'Kami di Palembang bukan dirawat inap Mas, tapi rawat jalan. Berangkat pagi kerumah sakit dan sorenya pulang lagi, begitu terus kami bolak-balik dan menumpang dirumah kenalan selama satu setengah bulan. Dari kondisi istri saya masih mendingan sampai parah seperti sekarang, karena memang tidak ditangani secara serius," jelasnya. 
 
Sejak berangkat bulan Agustus lalu hingga kepulangannya kembali ke rumah saat ini, Wadiyo mengaku sudah menghabiskan biaya lebih kurang 10 juta rupiah, untuk biaya perjalanan dan selama hidup di Palembang.
 
Merasa tidak mendapat pengobatan maksimal, Wadiyo akhirnya memutuskan membawa pulang sang istri dan singgah di Kota Jambi sekitar setengah bulan, tepatnya didaerah Tempino untuk mencoba pengobatan alternatif. Hasilnya, istrinya sedikit demi sedikit bisa menelan susu cair. 

Saat ini Wadiyo hanya bisa pasrah dan berdoa agar penyakit yang tengah diderita istrinya bisa disembuhkan, entah bagaimana caranya. Dia pun berharap kepada para dermawan yang terketuk hatinya, untuk membantunya membawa istrinya berobat. "Kami berharap sekiranya ada donatur yang bersedia membantu, bantulah kami. Dan kepada Bapak Bupati, kami mohon bantuannya agar pengobatan istri saya ini bisa dilanjutkan. Soal usia kami pasrahkan pada Allah SWT, kami sudah pasrah," tutupnya


Penulis: Maulana
Editor: Lia
Sumber: eNewsTimE.co

Tagar:

# MUARASABAK

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement