Daging Beku Akan Rambah Pasar di Tanjabbar



Senin, 22 Mei 2017 | 10:21:09 WIB




Advertisement


Advertisement

KUALATUNGKAL,eNewsTimE.co - Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil, Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag), akan memfasilitasi pendistribusian daging beku. Menyusul adanya program Pemerintah Pusat, guna memenuhi kebutuhan daging selama Ramadhan dan hari-hari besar lainnya, Pemerintah akan mendistribusikan daging beku ke pasar-pasar tradisional.

Kepala Dinas Koperindag Tanjabbar, Syafriwan,SE mengatakan, akan menyambut baik apa yang menjadi program Pemerintah Pusat. Dan tidak menutup kemungkinan daging itu sampai ke pasar tradisional di Tanjabbar. ‘’Kita sambut baik program Pemerintah Pusat. Dan kita akan koordinasikan lebih lanjut. Selama daging itu ada dan tersedia, kita akan jemput bola juga,’’ ungkap Syafriwan.

Namun, Pemkab juga akan memperhatikan keseimbangan dengan daging lokal. ‘’Selama dagingnya ada, harganya stabil, Insya Allah tidak memberatkan pedagang dan akan meringankan masyarakat,’’ sebutnya.

Disoal kisaran harga yang ditawarkan, dari info yang diterima, kata Syafriwan, untuk harga daging beku Rp 80 ribu perkilogramnya. ‘’Nah, kalau ini memang akan didistribusikan ke Daerah- Daerah, kita akan sambut dan fasilitasi dengan pedagang. Dan juga tidak lupa memperhatikan keseimbangan dengan daging lokal yang sudah tersedia,’’ jelas Syafriwan.

Apalagi saat ini setelah dikoordinasikan dengan Disbunnak, mereka sudah mempunyai ancang-ancang menyediakan stok daging mulai dari Ramadhan sampai tahun baru. Masih dikatakan Syafriwan, kemudian berhubung daging beku merupakan hal yang baru, untuk status kehalalan daging itu sendiri, hal itu pernah disoal saat kunjungan salah satu pejabat Eselon I dari Kementerian Perdagangan. Apakah daging itu halal secara Islam atau tidak. Apalagi di Tanjabbar, warganya mayoritas beragama Islam. ‘’Untuk hal ini saya yakin Kementerian sudah membuat langkah-langkah. Tentu mereka tidak akan memberikan daging yang tidak sesuai dengan mayoritas umat di Indonesia. Baik dalam hal teknik pemotongan, maupun penyimpanan daging itu sendiri. Karena itu juga berkaitan dengan kualitas daging beku sampai ke tempat-tempat yang didistribusikan,’’ pungkasnya.


Penulis: Rita Gunawan
Editor: Lana
Sumber: eNewsTimE.co


Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement