Oleh: Bahren Nurdin
(Pengamat Sosial dan Kebijakan Publik)
"PERINGATAN: REKLAME INI BELUM MEMBAYAR PAJAK" Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Jambi.
Disclaimer: Artikel ini tidak bermaksud mendiskreditkan seseorang atau partai pertentu. Tulisan ini murni sebagai potret sosial yang terjadi di tengah masyarakat karena faktanya kita semua dapat menyaksikan sendiri banyak baliho yang mendapat peringatan pembayaran pajak dari Pemerintah Kota Jambi.
Pemilihan umum tahun 2024 di Kota Jambi telah menciptakan suasana yang penuh semangat dengan diramaikannya baliho para calon pemimpin yang berlomba-lomba mendapatkan dukungan dari rakyat, dari calon pimpinan daerah hingga anggota legislatif (caleg).
Kota Jambi, sebagai pusat aktivitas perekonomian dan budaya, saat ini berubah menjadi ‘studio jalanan’. Foto-foto besar berbagai warna dengan wajah-wajah para calon pemimpin negeri ini terpampang menghiasi jalan-jalan protokol.
Namun, di tengah euforia demokrasi tersebut, ada fenomena yang cukup memprihatinkan. Beberapa baliho calon pemimpin tersebut mendapat peringatan dari pemerintah kota karena belum membayar pajak atas iklan yang mereka pasang.
Sangat disayangkan, ada calon pemimpin yang terkesan mengabaikan kewajiban mereka sebagai warga negara yang baik untuk membayar pajak. Ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai integritas dan kepemimpinan mereka. Bagaimana mungkin calon pemimpin, yang pada dasarnya harus memberikan contoh dan menjadi teladan bagi masyarakat, tidak taat pajak?
Integritas adalah salah satu kualitas paling esensial yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang memiliki integritas tinggi adalah seseorang yang memiliki keselarasan antara kata dan tindakan, antara janji dan kenyataan. Mereka menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika, serta berkomitmen untuk bertindak sesuai dengan hukum dan aturan yang berlaku.
Jika seorang calon pemimpin tidak mampu menaati kewajiban dasar seperti membayar pajak, bagaimana masyarakat bisa mempercayai mereka untuk menjalankan tanggung jawab yang lebih besar di dalam jabatan publik? Seorang pemimpin yang tidak taat pajak menunjukkan bahwa mereka mungkin memiliki sikap yang kurang bertanggung jawab dan kurang memahami pentingnya kontribusi mereka untuk kesejahteraan bersama.
Dalam berbagai kesempatan saya sampaikan, pemilu bukan hanya tentang memenangkan suara dan mencapai kekuasaan. Ini adalah saat di mana karakter dan integritas para calon pemimpin diuji.
Dalam menghadapi ujian ini, para pemilih haruslah bijaksana dalam memilih pemimpin yang tepat untuk memimpin mereka. Jangan terpaku hanya pada janji manis yang disampaikan melalui baliho-baliho menggiurkan. Lebih dari itu, perhatikan rekam jejak calon pemimpin, apakah mereka memiliki catatan integritas yang baik dan mematuhi hukum.
Bagi calon pemimpin, ini adalah momen untuk merenung dan introspeksi. Jadilah teladan yang baik bagi masyarakat dengan menunjukkan komitmen dan integritas dalam tindakan sehari-hari. Selain itu, para calon pemimpin juga harus dapat memastikan bahwa tim kampanye mereka mematuhi semua aturan dan peraturan terkait pajak dan iklan agar terhindar dari kesan ketidaktegasan dalam menjalankan kewajiban.
Akhirnya, pemilu adalah momentum untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi negeri ini. Kita ingin mendapatkan pemimpin yang memiliki komitmen dan integrita. Maka dari itu, mari bersama-sama menciptakan proses pemilu yang bermartabat dan memilih pemimpin yang benar-benar berkualitas. Hanya dengan begitu, kita bisa berharap untuk memiliki pemimpin yang dapat diandalkan dan mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat. Semoga#-
Apa Azaz Manfaat Dari Kegiatan Bintek dan Study Tiru Selama ini???. 6
H. Sulaiman, Anggota DPRD Muaro Jambi Terpilih Sebagai Ketua Komisi III 6
Menanggapi Program 100 Hari Kerja Bupati Terpilih Dillah Tanjab Timur Menjelang Pelantikan