MUARASABAK, eNewsTimE.co-Burung Migran spesies Camar Kedidi banyak yang mati di Desa Sungai Cemara, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjabtim. Matinya burung yang terbang lintas benua ini membuat masyarakat Desa Sungai Cemara, Kecamatan Sadu merasa cemas. Padahal, selama puluhan tahun ini tidak pernah ditemukan puluhan burung yang mati secara bersamaan. Desa Sungai Cemara sendiri, tepatnya di Pantai Cemara merupakan tujuan dari burung yang berimigrasi dari Siberia dan Australia.
Salah seorang warga Sungai Cemara, H. Saleh mengatakan, sejak dari kecil dirinya tinggal disini belum pernah ada kejadian puluhan burung mati bersamaan. Hal ini tentu saja membuat khawatir masyarakat Desa. Karena selain ditemukan mati, beberapa burung dengan jenis yang sama juga ditemukan lumpuh. ‘’Baru lah ketemu kejadian ini, saya lahir sampai besar di sini dan baru pertama kejadian ini,’’ kata Saleh, Selasa (7/3).
Diceritakan Saleh, awal mula diketahui banyaknya burung yang mati dari nelayan. Mengetahui itu Kepala Desa Sungai Cemara dan beberapa masyarakat mengecek langsung ke Pantai Cemara. ‘’Disitu dapatlah beberapa burung yang lumpuh, nelayan bawa burung mati dari laut, katanya banyak di laut tu, sampai puluhan ekor lah,’’ terang Saleh.
Sementara itu, Kepala Desa Sungai Camara, Sawaluddin mengatakan, pihaknya berhasil mendapatkan sekitar 20 burung Kedidi dalam keadaan lumpuh. Dirinya pun merawat burung-burung tersebut dengan cara memberikan infus. ‘’Beberapa ada yang selamat dan sudah di lepas lagi, sebagian ada yang mati juga. Sisanya ya itu bisa dilihat masih lumpuh,’’ ujar Sawaluddin.
Perwakilan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di Tanjabtim mengatakan, pihaknya langsung mengkomunikasikan gejala banyaknya burung yang mati ke pemerintah. Pihaknya pun belum bisa memastikan penyebab dari kematian burung tersebut, karena harus di periksa dan uji lab terlebih dahulu. ‘’Belum bisa kita pastikan, kan harus dicek dulu. Kalau dugaan awal bisa karena kecapean mungkin ya, atau karena bisa juga pencemaran logam di Pantai Cemara itu sendiri,’’ ujar Teguh dari pihak BKSDA Jambi.
Pemerintah Kabupaten Tanjabtim sendiri bertindak cepat menanggulangi fenomena tersebut. Wakil Bupati (Wabup) Tanjabtim, H. Robby Nahliyansyah bersama rombongan, Selasa (7/3) turun langsung ke lokasi untuk mengecek. Rombongan Wabub juga membawa dokter hewan untuk langsung memeriksa dan mengambil sample.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peternakan Kabupaten Tanjabtim, dr. Adam di lokasi Pantai Cemara mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan secara pasti penyebab banyaknya burung yang mati dan lumpuh. Namun dia menjelaskan, bahwa penyakit burung tidak semuanya bisa menjangkit ke manusia. ‘’Tidak semua penyakit unggas akan menular kepada manusia. Lagi pula kalau burungnya tidak langsung mati, berarti bukan sejenis virus yang membahayakan, biasanya tidak menularkan,’’ terang Adam.
Adam menambahkan, pihaknya akan membawa burung yang lumpuh dan yang telah mati untuk diteliti dalam lab untuk mengetahui penyebab pastinya. ‘’Kita belum bisa pastikan berapa lama ya, tapi kami usahakan secepatnya lah ya,’’ tutupnya.
Apa Azaz Manfaat Dari Kegiatan Bintek dan Study Tiru Selama ini???. 6
Menanggapi Program 100 Hari Kerja Bupati Terpilih Dillah Tanjab Timur Menjelang Pelantikan 6
Menanggapi Program 100 Hari Kerja Bupati Terpilih Dillah Tanjab Timur Menjelang Pelantikan