Oleh : Ari Suriyanto
eNewsTime.id, Tanjabtim - Semuanya berawal dari masalah kegiatan Bimbingan Teknis (Bintek) dan Study Tiru Rombongan Kepala Desa Se -Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi yang selama ini di laksanakan di sejumlah wilayah di Indonesia.
Pertanyaannya adalah, Apa hasil yang di peroleh dari kegiatan Bintek dan Study Tiru yang dapat di terapkan di Desa masing-masing, setelah kembali dari kegiatan Bintek dan Study Tiru tersebut. Kalau memang ada Azaz manfaatnya dari kegiatan tersebut tentunya tidak akan menuai kritikan dari sejumlah pihak. Pasti akan di support terus, jangankan Bintek dan Study Tiru ke Malang atau pun daerah lainnya di Indonesia, ke luar negeri pun pasti kita dukung, kalau memang ada Azaz Manfaatnya semua pihak pasti mendukung.
Saya sudah menelusuri sejumlah Desa di Tanjab Timur, guna mencari tahu apakah hasil kegiatan Bintek dan Study Tiru yang dilakukan oleh Kepala Desa selama ini ada Azaz Manfaatnya?, kalau tidak ada untuk apa dilaksanakan, karena hanya terkesan pemborosan anggaran saja.
Kegiatan Bintek dan Study Tiru yang selalu menuai kritik, bukan kali pertama, bahkan pernah sampai ke Bali yang jelas-jelas secara geografis tidak ada ke miripan dengan wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Oleh karena banyaknya menuai kritikan terhadap kegiatan Bintek dan study tiru tersebut, tentunya saya berusaha untuk cari tahu, bagaimana saya bisa ikut di dalam kegiatan Bintek dan Study Tiru selanjutnya. Alhamdulillah pada kegiatan Bintek dan Study Tiru ke Daerah Lombok Nusa Tenggara Barat tepatnya di wilayah Senggigi yang merupakan kawasan wisata pantai terkenal yang berdampingan dengan obyek wisata Gili Trawangan. Kapasitas saya pada waktu itu sebagai peninjau, tentunya saya ingin tahu banyak tentang apa saja agenda kegiatan Bintek dan Study Tiru yang selama ini dilakukan.
Asosiasi Paguyuban Kepala Desa (APDESI) sebagai koordinator dan penanggung jawab terhadap 73 Kepala Desa dan di dampingi oleh Dinas Pemberdayaan Desa Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Selama lima hari di Lombok, tentunya para Kepala Desa di berikan pemaparan dari Staff Kementerian Desa sebagai Narasumber serta Narasumber dari Aparat Penegak Hukum dengan agenda kegiatan Bintek selama 2 hari. Sedangkan untuk kegiatan Study Tiru, para Kepala Desa mengunjungi salah satu Desa yang mengelola Budidaya Rumput Laut dan lokasi penggemukan sapi.
Pertanyaannya adalah apakah hasil Bintek dan Study Tiru yang dilakukan tahun 2017 yang lalu ke Daerah Lombok, yaitu Budidaya rumput Laut dan penggemukan sapi sudah di terapkan di masing-masing Desa di Tanjab Timur?, jika tidak ada berarti tidak memiliki Azaz manfaat, artinya anggaran yang dikeluarkan yang bersumber dari uang negara hanya bertujuan pemborosan semata.
Masih menjadi penasaran bagi saya, maka kegiatan Bintek dan Study Tiru ke wilayah Malang tahun 2019 dengan tujuan kawasan angro wisata pertanian di Desa Kulon Pujon, namun sebelum saya menawarkan untuk ikut, saya mencoba mempelajari keunggulan Desa tersebut dan sepertinya sangat menarik. Akhirnya saya menawarkan diri untuk ikut yang akhirnya di setujui. Ada beberapa teman media yang ikut dalam kegiatan tersebut, agenda kegiatan nya sama yaitu pemberian materi dari staff Kementerian Desa serta beberapa narasumber dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Setelah kembali dari kegiatan Bintek dari Study Tiru dari daerah Malang, saya berharap ada inovasi baik terhadap bagaimana membuat pelaporan, baik itu cara membuat laporan SPJ yang menyangkut masalah laporan penggunaan anggaran, atau bagaimana cara mengelola Badan Usaha Milik Desa (BumDes), bahkan saya khawatir, jangan-jangan masih ada Desa di Tanjab Timur tidak bisa membuat laporan, tentunya sangat miris sekali kalau kenyataannya demikian.
Begitu juga dengan Pengelolaan BumDes yang menurut saya tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapankan, lalu untuk apa melaksanakan Bintek dan Study Tiru kalau tidak ada azaz manfaatnya.
Oleh sebab itu saya mendesak kepada Aparat Penegak Hukum, dalam hal ini pihak Kepolisian maupun Kejaksaan untuk mengusut tuntas masalah ini, apalagi komitmen Bapak Presiden Prabowo Subianto sangat tegas untuk mengusut masalah penggunaan Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa(ADD), Dana Tambahan Penyertaan Modal Pengembangan BumDes dan jika perlu libatkan BPK untuk melakukan Audit terhadap 73 Desa Se-Tanjab Timur. penggerak ekonomi di Desa.
Intinya jika jelas kegiatannya dan memberikan azaz manfaat bagi kemajuan Desa, jangankan kegiatan Bintek dan Study Tiru di Dalam Negeri, ke Luar Negeri pun pasti di dukung.
Apalagi anggaran kegiatan pelaksanaan Bintek dan Study Tiru ke Malang, masing-masing di bebankan sebesar Rp 14.000.000,- (Empat belas juta rupiah) per Kepala Desa, sehingga dari dari 73 Desa Se-Tanjab Timur, tentunya secara keseluruhan mencapai Rp 1.022.000.000,- (Satu milyar dua puluh dua juta rupiah), suatu angka yang sangat fantastic, apabila di gunakan untuk membiayai sejumlah kegiatan pembangunan ataupun fasilitas lainnya yang dapat menyentuh kebutuhan masyarakat.
APDESI sebagai Induk Organisasi Kepala Desa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentunya bertindak selalu koordinator sekaligus penanggung jawab kegiatan dan di dampingi oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentunya harus mengevaluasi kegiatan Bintek maupun kegiatan Study Tiru, terutama melihat dampak positif yang dilakukan oleh Kepala Desa terhadap kemajuan Desanya.
Apa Azaz Manfaat Dari Kegiatan Bintek dan Study Tiru Selama ini???. 6
Menanggapi Program 100 Hari Kerja Bupati Terpilih Dillah Tanjab Timur Menjelang Pelantikan 6
Menanggapi Program 100 Hari Kerja Bupati Terpilih Dillah Tanjab Timur Menjelang Pelantikan