Severity: Warning
Message: fopen(/tmp/pupr_clssess_87mg7pgd6r03v0802j5vhfp5pc8plklj): Failed to open stream: No space left on device
Filename: drivers/Session_files_driver.php
Line Number: 178
Backtrace:
File: /var/www/enewstime.co/application/controllers/Berita.php
Line: 7
Function: __construct
File: /var/www/enewstime.co/index.php
Line: 321
Function: require_once
Severity: Warning
Message: session_start(): Failed to read session data: user (path: /tmp)
Filename: Session/Session.php
Line Number: 143
Backtrace:
File: /var/www/enewstime.co/application/controllers/Berita.php
Line: 7
Function: __construct
File: /var/www/enewstime.co/index.php
Line: 321
Function: require_once
Primer Desa Rantau Karya, Geragai Penuh Runput Liar
Tanjabtim, eNewsTimE.id - Masyarakat Desa Rantau Karya, Kecamatan Geragai, menagih janji PT Wira Karya Sakti (WKS) terkait normalisasi kanal primer sepanjang 5 kilometer yang telah dijanjikan sejak Agustus 2025. Hingga akhir September, realisasi tersebut tak kunjung dilakukan, sementara semak belukar masih tumbuh subur di sepanjang aliran kanal.
Toko Masyarakat, Mulai dari Ketua RT Hingga BPD Desa Rantau Karya pada Musrenbang RKPDes Tahun 2026 bertempat di aula Kantor Desa setempat senin ( 22/9/26 ) menyampaikan bahwa masyarakat sebelumnya telah mengajukan permintaan pembersihan kanal dari SK 0 hingga SK 7. Namun, PT WKS hanya menyanggupi pengerjaan sepanjang 5 kilometer.
"Janjinya Agustus 2025 akan dimulai, dengan alat berat diturunkan untuk pembersihan. Tapi sekarang sudah akhir September, tidak ada realisasi dari pihak WKS," ungkap warga tersebut dengan nada kecewa.
Kepala Desa Rantau Karya, Agus, membenarkan pernyataan warganya. Ia mengatakan bahwa persetujuan PT WKS terhadap rencana normalisasi itu sudah dituangkan dalam berita acara.
"Warga sangat berharap pekerjaan ini segera dimulai, karena sekarang sudah masuk musim penghujan,” jelas Agus.
Ia juga menekankan bahwa keberadaan kanal primer itu sangat vital sebagai jalur transportasi warga, khususnya untuk mengangkut hasil kebun saat musim hujan.
“Pembersihan ini tidak bisa dilakukan manual atau gotong royong. Hanya bisa dengan excavator karena semaknya sudah terlalu lebat,” tegasnya.
Normalisasi kanal ini menjadi kebutuhan mendesak mengingat fungsinya tidak hanya sebagai aliran air, tapi juga sebagai jalur ekonomi.